A. Perencanaan Program Public Relation
Empat alasan perencanaan
program Public Relations:
a) Untuk menetapkan
target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap
hasil yang diperoleh.
b) Untuk
memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
c) Untuk menyusun skala
prioritas guna menentukan:
1. Jumlah program
2. Waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan
itu
a)
b)
c)
d) Untuk menentukan
kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas:
1. Personil yang ada
2. Daya dukung dari
berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera,
kendaraan, dan sebagainya
3. Anggaran dana yang
tersedia
Hal-hal yang perlu diingat
dalam perencanaan program-program Public Relations:
a) Jam kerja
b) Prioritas
c) Penentuan waktu
d) Sumber daya
e) Peralatan
f)
Anggaran
B. Model Perencanan
Humas Enam Langkah
1.
Pengenalan situasi
2.
Penetapan
tujuan
3.
Definisi
khalayak
4.
Pemilihan
media dan teknik-teknik humas
5.
Perencanaan
anggaran
6.
Pengukuran
hasil
a)
PENGENALAN SITUASI
a)
Perencanaan Logis
Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara
logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita merumuskan suatu
program humas, kita perlu mengetahui titik awalnya. Untuk memahami situasi,
kita memerlukan informasi atau data intelijen. Perlu diadakan suatu studi
mengenai situasi-situasi internal maupun eksternal yang dihadapi organisasi
sebagai implikasi dari inti kegiatan humas yang senantiasa menjunjung tinggi
kebenaran dan kejujuran, menuntut keterbukaan yang memerlukan komunikasi yang
baik.
b)
Proses transfer humas
Tujuan paling utama dari kegiatan humas adalah
menciptakan pemahaman. Setiap praktisi humas berkewajiban menjadikan khalayak
organisasinya memahami produk atau kehadiran organisasi secara keseluruhan.
Mereka sama sekali tidak dibebani tugas untuk membuat khalayak tadi menyukai
atau mencintai organisasinya. Kalau khalayak bisa memahami kondisi organisasi,
meskipun mereka tidak menyukainya, tujuan humas sudah tercapai. Jadi di sini
yang harus ditekankan adalah pengertian dan pemahaman.
c)
Kompromi yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam
melaksanakan proses transfer humas dari sikap negatif menjadi sikap positif,
maka setiap praktisi humas harus selalu realistis, dan jangan sampi terjebak
dalam sikap optimisme yang berlebihan. Tidak ada jaminan bahwa ia akan berhasil
sepenuhnya. Ada baiknya jika kita menetapkan target yang wajar.
d)
Penyelidikan situasi
Guna
memahami situasi yang ada, kita perlu mengadakan suatu investigasi atau
penyelidikan. Investigasi itu sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi
atau melalui suatu studi informasi dan statistik (studi kepustakaan). Tetapi
kalau kegiatan itu belum juga memunculkan hasil yang memuaskan, maka kita mau
tidak mau harus mengadakan survey yang khusus dan mendalam.
e)
Pengumpulan pendapat
Salah
satu metode yang paling sering digunakan oleh praktisi humas adalah pengumpulan
pendapat atau studi sikap (attitude
study) dimana seorang pewawancara akan mengajukan serangkaian
pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu
khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban mereka dikelompokkan menurut
kategori tertentu.
f)
Pemecahan masalah
Setelah
kita mampu mengenali situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali
masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Humas seringkali juga
merupakan suatu kegiatan untuk memecahkan masalah. Antara kegiatan humas dan
kegiatan pemecahan masalah memang terkait erat karena kita tidak akan mungkin
mengatasi suatu persoalan jika kita tidak memahaminya terlebih dahulu.
g) Metode-metode
pengenalan situasi
a.
Survei-survei
yang khusus diadakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap-sikap masyarakat atau
citra organisasi di mata khalayaknya
b.
Pemantauan
berita-berita di media massa, baik media cetak maupun media elektronik
c.
Tinjauan
terhadap angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang
terkandung di dalam laporan-laporan tahunan
d.
Tinjauan
terhadap kondisi-kondisi persaingan pada umumnya di pasar
e.
Tinjauan
terhadap fluktuasi harga-harga saham (jika organisasi anda adalah sebuah
perusahaan yang sudah go
public), survei terhadap pendapat umum di kalangan para pelaku
pasar bursa, penafsiran angka deviden, serta penelaahan data neraca keuangan.
f.
Situasi
hubungan industri pada umumnya (antara lain terwujud berupa frekuensi pemogokan
dan protes terhadap suatu kebijakan dari pihak manajemen yang mencakup berbagai
hal seperti angka gaji, fasilitas kerja dan sebagainya)
g.
Kondisi
dan pengaruh cuaca (jika hal itu memang relevan bagi organisasi anda)
h.
Frekuensi
keluhan konsumen, penerimaan produk, serta laporan atas hasil uji coba produk
di pasar
i.
Diskusi
mendalam dengan para petugas penjualan serta para distributor
j.
Tinjauan
secara seksama terhadap harga-harga produk dan fluktuasinya
k.
Kajian
secara mendalam terhadap berbagai kekuatan pasar mulai dari yang bersifat
ekonomis, sosial, hingga yang berdimensi politis
l.
Sikap-sikap
tokoh masyarakat yang merupakan para pencipta atau pemimpin pendapat umum
b)
DEFINISI TUJUAN
1.
Untuk
mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan
baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2.
Untuk
meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
3.
Untuk
menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4.
Untuk
memperkenalkan masyarakat kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar
baru
5.
Untuk
mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan
untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6.
Untuk
memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan
dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian,
atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
7.
Untuk
mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti
dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8.
Untuk
meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali
setelah terjadinya suatu krisis.
9.
Untuk
meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko
pengambilalihan (take-over)
oleh pihak-pihak lain.
10.Untuk menciptakan
identitas perusahaan yang bar
11.
Untuk
menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan
perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12.
Untuk
mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
13.
Untuk
memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau
produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar
dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
14.
Untuk
menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar
masyarakat luas mengetahui batapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam
berbagai hal.
Faktor-faktor yang
Harus Diperhitungkan Dalam Menetapkan Skala Prioritas
1. Keterbatasan sumber
daya khususnya dana
2. Sejauh mana pimpinan
perusahaana atau organisasi yang bersangkutan menyadari arti penting humas dan
seberapa baik ia menjalin hubungan dengan kalangan media massa
3. Ketersediaan para
manager di tingkat operasional untuk bekerjasama
4. Kerjasama yang erat
antara manager humas dan manager personalia untuk memperbaiki bobot para calon
pegawai baru
c)
KHALAYAK
Penetapan Khalayak
Sebesar apapun suatu organisasi tidak mungkin
menjangkau semua orang. Ia harus menentukan sebagian diantaranya yang sekiranya
paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Dengan jenis dan jumlah khalayak
yang lebih terbatas, suatu organisasi akan lebih efisien dalam mengarapnya,
apalagi jika dikaitkan dengan kelangkaan sumber daya.
d)
MEDIA DAN TEKNIK-TEKNIK PUBLIC RELATIONS
a) Pemilihan Media dan
Teknik Humas
Contoh: para jurnalis untuk media, dan
penyelenggaraan acara resepsi pers untuk tekniknya.
Bila kita membandingkan media humas dan media
iklan, akan muncul lima hal menarik:
1)
Kampanye
periklanan dan kampanye humas sama-sama bisa menggunakan berbagai macam media.
2)
Para
praktisi humas berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV
dan radio, sedangkan para praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan
para manager iklan dari berbagai perusahaan, petugas iklan di media massa
(radio, koran, televisi, majalah, dan sebagainya).
3)
Iklan
sifatnya jauh lebih komersial dibandingkan dengan humas.
4)
Kampanye
periklanan biasanya dilakukan terbatas pada media-media yang bisa diharapkan
akan membuahkan hasil maksimal (misalnya lonjakan penjualan) dengan biaya
serendah-rendahnya. Sedangkaan kampanye humas bersedia menggunakan media apa
saja, asalkan bisa menjangkau sebanyak mungkin khalayak.
5)
Tidak
seperti dunia periklanan, dunia kehumasan dapat menggunakan berbagai media
khusus seperti jurnal-jurnal internal, buletin atau sekedar majalah dinding.
b)
Variasi Media Humas
1) Media pers (press)
Media ini terdiri dari berbagai macam koran yang
beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional
atau bahkan internasional, koran-koran gratis, majalah-majalah, yang
diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan
tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan
tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
2) Audio-visual
Media ini terdiri dari slide dan kaset video,
film-film dokumenter.
3) Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai
dari yang berskala lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan
secara luas maupun yang dikemas secara khusus.
4) Televisi
Televisi sebagai media humas tidak hanya televisi
nasional atau regional tapi juga televisi internasional, termasuk pula
sistem-sistem teletex.
5) Pameran (exhibition)
6) Bahan-bahan cetakan
(printed material)
Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat
mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna
mencapai tujuan humas tertentu.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7) Penerbitan buku
khusus (sponsored
books)
Isi buku ini bisa bermacam-macam, misalnya saja
mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan
produk-produknya atau bisa juga mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang
berkenaan dengan produk atau organisasi itu sendiri.
8) Surat langsung (direct mail)
Surat humas seperti ini tidak saja ditujukan
kepada tokoh atau pribadi-pribadi tertentu saja, tetapi juga kepada berbagai
macam lembaga yang sekiranya relevan, atau untuk dipajang di tempat-tempat
umum.
9) Pesan-pesan lisan (spoken words)
Penyampaian pesan humas juga bisa dilakukan
melalui komunikasi langsung atau tatap muka.
10) Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula
menjalankan kegiatan humasnya melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu
atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, beasiswa
universitas, sumbangan amal, dan sebagainya. Kegiatan penyediaan sponsor ini
juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan suatu iklan atau mendukung
usaha-usaha pemasaran.
11) Jurnal organisasi (house jurnals)
Suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau
organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan
khalayaknya.
12) Ciri khas (house style) dan
identitas perusahaan (corporate
identity)
Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung pada
bentuk dan karakter organisasinya. Ciri khas organisasi atau identitas
perusahaan ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan khalayak atas keberadaan
dari organisasi yang bersangkutan.
13) Bentuk-bentuk media
humas lainnya
Misalnya banyak perusahaan sengaja menyisipkan
pesan-pesan sosial pada kemasan produknya agar khalayak mengetahui bahwa mereka
bukanlah binatang ekonomi yang semata-mata mengejar keuntungan.
c)
Media dan Anggaran
Para perencana media humas juga harus
memperhitungkan media mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang
telah dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada.
1.
2.
3.
4.
5.
ANGGARAN
Biaya-biaya Perencanaan
Humas merupakan kegiatan yang padat karya,
sehingga pos pengeluaran terbesar dihabiskan untuk pemakaian jam kerja alias
gaji personil. Pos pengeluaran lain yang cukup besar akan tercipta bila
pelaksanaan kegiatan humas itu juga melibatkan pemakaian alat-alat canggih
seperti kamera video, komputer, hingga mesin cetak modern. Adakalanya, pos-pos
pengeluaran itu dialihkan ke anggaran yang lain misalnya saja ke anggaran
dokumentasi.
6. PENGUKURAN HASIL
Pengukuran
Keberhasilan atau Kegagalan
Teknik-teknik
yang digunakan untuk mengenali situasi sering juga dimanfaatkan guna
mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan-kegiatan
humas yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap (attitude test)
merupakan dua metode yang paling lazim digunakan.
Unsur lain yang bisa digunakan
sebagai metode tolak ukur adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa
yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah
satu bukti keberhasilan atas segenap kegiatan humas yang telah dilaksanakan
oleh organisasi itu.
Contoh-contoh
Lain Hasil Humas
Setelah
kampanye atau program humas usai dilaksanakan, maka guna mengukur hasilnya kita
bisa memanfaatkan keempat belas tujuan sebagai suatu tolak ukur atau bahan
perbandingan.
Hal
terakhir yang perlu ditegaskan di sini adalah setiap kegiatan humas harus
dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan profesional. Sebelumnya, segala
sesuatunya harus sudah direncanakan secara cermat, dengan mengacu pada
tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Segala sesuatunya harus dibuat sepraktis
mungkin agar mudah dipahami dan diterima (disetujui) oleh pihak manajemen.