Selasa, 11 Juni 2013

cirebon










Pengenalan situasi
               
                Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan telah ada semenjak nenek moyang kita, kerjasama dan saling melindungi guna membuat kemajuan dalam suatu kelompok dan golongan. Berangkat dari kebutuhan tersebut terjadi kerjasama antar manusia dan mulailah unsur – unsur kepemimpinan, orang yang dipilih sebagai pemimpin adalah orang ang dipilih berdasarkan atas keputusan bersama. Hingga saat ini seorang pemimpin harus memiliki syarat – syarat dan kriteria yang tidak ringan, mengingat pemimpin sebagai ujung tombak dari golongannya.
                                Demikian pula dengan kota cirebon, salah satu kota yang terkenal dengan unsur kebudayaan dan religi yang sangat kental yang mulai tergeserkan oleh unsur – unsur modernisasi dan banyaknya masalah – masalah yang berkepanjangan yang tak kunjung selesai.
                                Cirebon adalah suatu kota dengan keragaman sifat yang ada, sebagaimana halnya manusia yang selalu ,mempunyai tujuan yang berbeda dan selalu tidak pernah puas akan keadaan yang ada maka akan timbulah berbagai masalah, maka kami disini akan melakukan beberapa program riset untuk mengetahui masalah – masalah yang ada di kota Cirebon dan harapan – harapan masyarakat Cirebon itu sendiri.
Beberapa cara yang akan kami gunakan adalah :
1.       Melakukan survey untuk mengetahui keluhan masyarakat cirebon dan juga masukan dari masyarakat Cirebon
2.       Pemantauan media massa mengenai kota Cirebon
3.       Tinjauan perkembangan laporan tahunan kota Cirebon
Dari analis yang telah digunakan agar kampanye ini berhasil, kami juga telah melakukan SWOT analisis untuk calon walikota.
SWOT Analisis :
Strength :
1.       Kandidat berusia Muda
2.       Mempunyai pencitraan yang baik
Weakness :
1.       Calon seorang Wanita cenderung diremehkan
2.       Kota cirebon mayoritas islam yang berfikiran “ Pria lebih pantas menjadi pemimpin “
Opportunity :
1.       Mempunyai program kerja berbeda dengan kandidat yang lain
2.       Membawa nuansa baru pada kota Cirebon
3.       Kandidat muda cenderung memiliki ide – ide yang Fresh
Threat :
1.       Kandidat lain yang asli orang Cirebon



Penetapan tujuan
           
            Dari analisa yang kami simpulkan, kami membuat suatu Visi untuk membangun Cirebon ke arah yang lebih baik, tertuang dalam Visi Misi kami Yaitu :
VISI :
TERWUJUDNYA MASYARAKAT CIREBON YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING
MISI :
1.       Pembangunan insfrastruktur
2.       Pemerintahan yang bersih
3.       Peningkatkan nilai – nilai kebudayaan


Kampanye yang kami lakukan disini memiliki tujuan utama yaitu “ MENANG “ , kampanye ini juga memiliki tujuan yang harus dicapai agar tujuan utama yaitu “ MENANG “ dapat dicapai, berikut adalah tujuan kampanye kami :
1.      Untuk mengubah citra di masyarakat bahwa wanita tidak pantas memimpin
2.      Memperkenalkan calon walikota agar seluruh masyarakat Cirebon mengetahuinya
3.      Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat Cirebon
4.      Menyebarluaskan Visi Misi calon walikota Cirebon
5.      Memastikan masyarakat mengetahui Visi Misi walikota Cirebon

Definisi khalayak
        Target audience program kampanye ini ditujukan untuk seluruh masyarakat kota Cirebon agar mengetahui Calon walikota dan juga Visi Misi yang diusungnya, namun untuk membuat efektif, program kampanye ini mempunyai target audience yang lebih diutamakan, Dengan jenis dan jumlah khalayak yang lebih terbatas, program kampanye ini akan lebih efisien dalam pelaksanaannya.
Target audience primer :
Ø  Pria dan Wanita
Ø  17 – 50 tahun
Ø  SES A,B,C
Ø  Tinggal di Sub urban dan Urban
Ø  Open minded,menginginkan perubahan
Target audience sekunder :
Ø  Pria dan wanita
Ø  12 – 80 tahun
Ø  SES A,B,C
Ø  Timghgal di Sub urban dan urban
Ø  Seluruh warga kota cirebon


Pemilihan media dan teknik2 humas
Dalam sebuah kampanye diperlukan strategi agar masyarakat merasa yakin akan kami, yakin bahwa aspirasinya akan tercapai, yakin bahwa kinerja calon walikota seperti yang diharapkan, dan akhirnya memilih kami.
Berikut ini adalah strategi kami untuk menyampaikan program kampanye kami :

Baju yang digunakan :
Kemeja berwarna merah, karena mengingat calon walikota adalah seorang wanita kita perlu menggunakan baju yang menggambarkan kekuatan seorang wanita sehingga tidak dianggap remeh. Warna merah secara psikologi akan memunculkan sikap berani, percaya diri, dan penuh gairah.
Dan apabila dipakai secara professional akan memiliki kesan dinamis dan dramatis yang sangat kuat,

PROGRAM KAMPANYE
1.       Cirebon memiliki 40 kecamatan dimana kita akan melakukan pemilu keliling
 Per kecamatan akan kita pilih 3 desa yang paling berpotensial dimana masing – masing desa akan dilakukan kampanye selama sehari mengenai penjelasan Visi Misi, acara amal dan panggung hiburan.
2.       Melakukan Musyawarah dengan Ormas-Ormas dan mengadakan jajak pendapat untuk mendengarkan keluhan warga Cirebon.
3.       Akan melakukan kampanye di museum yang ada di cirebon ( ex : Museum Kratin Cirebon )  karena kita ingin membangkitkan nilai – nilai kebudayaan yang sudah mulai terlupakan. Museum ini saat ini kurang terurus oleh pemerintahan Cirebon yang sekarang ( bahkan salah satu blog di luar negeri menyatakan museum ini sebagai “ The Forgotten Museum “ ) sehingga diharapkan akan menarik simpati rakyat.
4.       Branding Visi dan Misi pada angkutan umum
Sebagaimana kita tau, angkutan umum adalah alat transportasi yang banyak digunakan dewasa ini dikeranakan murah dan mudah, maka kita akan mlakukan branding pada angkutam umum dikarenakan sebagian besar masyarakat akan mengetahui visi misi kita karena angkutan ini hampir beroperasi ke seluruh penjuru kota Cirebon.
Angutan dalam kota akan diambil 20 angkutan per trayek, berikut adalah trayek yang akan dipilih :

D1,D2,D3,D4,D5,D6,D7,D8,D9,D10

Dan untuk angkutan penghubung kota cirebon dan kabupaten Cirebon akan diambil 30 angkutan pertrayek, berikut adalah trayek yang akan dipilih :

GS,GM,GP,GC

Perkiraan biatya per angkutan, 100.000 untuk cetak sticker dan 400.000 untuk sewa space pada angkot selama sebulan, branding ini akan dilakukan selama 3 bulan.

5.       Kampanye di jalan-jalan rusak
Untuk medukung program kerja kami yaitu perbaikan insfrastruktur,sebagaimana kita tahu bahwa jalan adalah modal awal untuk pembangunan ekonomi. Maka kami akan melakukan kampanye dengan meletakan baliho di jalan – jalan yang rusak.



Perencanaan anggaran


LO MASUKIN ANGGARAN KESINI
Pengukuran hasil

70 persen..kasih kata2 mutiara dikit biar asik

soft copy


A.     Perencanaan Program Public Relation


Empat alasan perencanaan program Public Relations:
a)       Untuk menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
b)       Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
c)       Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan:
1.       Jumlah program
2.       Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan itu
d)       Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas:
1.       Personil yang ada
2.       Daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera, kendaraan, dan sebagainya
3.       Anggaran dana yang tersedia

Hal-hal yang perlu diingat dalam perencanaan program-program Public Relations:
a)       Jam kerja
b)       Prioritas
c)       Penentuan waktu
d)       Sumber daya
e)       Peralatan
f)        Anggaran

B.     Model Perencanan Humas Enam Langkah
1.       Pengenalan situasi
2.       Penetapan tujuan
3.       Definisi khalayak
4.       Pemilihan media dan teknik-teknik humas
5.       Perencanaan anggaran
6.       Pengukuran hasil
a)       PENGENALAN SITUASI
a)                      Perencanaan Logis
Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita merumuskan suatu program humas, kita perlu mengetahui titik awalnya. Untuk memahami situasi, kita memerlukan informasi atau data intelijen. Perlu diadakan suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun eksternal yang dihadapi organisasi sebagai implikasi dari inti kegiatan humas yang senantiasa menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, menuntut keterbukaan yang memerlukan komunikasi yang baik.
b)                      Proses transfer humas
Tujuan paling utama dari kegiatan humas adalah menciptakan pemahaman. Setiap praktisi humas berkewajiban menjadikan khalayak organisasinya memahami produk atau kehadiran organisasi secara keseluruhan. Mereka sama sekali tidak dibebani tugas untuk membuat khalayak tadi menyukai atau mencintai organisasinya. Kalau khalayak bisa memahami kondisi organisasi, meskipun mereka tidak menyukainya, tujuan humas sudah tercapai. Jadi di sini yang harus ditekankan adalah pengertian dan pemahaman.
c)       Kompromi yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer humas dari sikap negatif menjadi sikap positif, maka setiap praktisi humas harus selalu realistis, dan jangan sampi terjebak dalam sikap optimisme yang berlebihan. Tidak ada jaminan bahwa ia akan berhasil sepenuhnya. Ada baiknya jika kita menetapkan target yang wajar.
d)                      Penyelidikan situasi
Guna memahami situasi yang ada, kita perlu mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan. Investigasi itu sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi informasi dan statistik (studi kepustakaan). Tetapi kalau kegiatan itu belum juga memunculkan hasil yang memuaskan, maka kita mau tidak mau harus mengadakan survey yang khusus dan mendalam.

e)       Pengumpulan pendapat

Salah satu metode yang paling sering digunakan oleh praktisi humas adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study) dimana seorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban mereka dikelompokkan menurut kategori tertentu.
f)        Pemecahan masalah

Setelah kita mampu mengenali situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Humas seringkali juga merupakan suatu kegiatan untuk memecahkan masalah. Antara kegiatan humas dan kegiatan pemecahan masalah memang terkait erat karena kita tidak akan mungkin mengatasi suatu persoalan jika kita tidak memahaminya terlebih dahulu.

g)       Metode-metode pengenalan situasi

a.       Survei-survei yang khusus diadakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap-sikap masyarakat atau citra organisasi di mata khalayaknya
b.       Pemantauan berita-berita di media massa, baik media cetak maupun media elektronik
c.       Tinjauan terhadap angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang terkandung di dalam laporan-laporan tahunan
d.       Tinjauan terhadap kondisi-kondisi persaingan pada umumnya di pasar
e.       Tinjauan terhadap fluktuasi harga-harga saham (jika organisasi anda adalah sebuah perusahaan yang sudah go public), survei terhadap pendapat umum di kalangan para pelaku pasar bursa, penafsiran angka deviden, serta penelaahan data neraca keuangan.
f.        Situasi hubungan industri pada umumnya (antara lain terwujud berupa frekuensi pemogokan dan protes terhadap suatu kebijakan dari pihak manajemen yang mencakup berbagai hal seperti angka gaji, fasilitas kerja dan sebagainya)
g.       Kondisi dan pengaruh cuaca (jika hal itu memang relevan bagi organisasi anda)
h.       Frekuensi keluhan konsumen, penerimaan produk, serta laporan atas hasil uji coba produk di pasar
i.         Diskusi mendalam dengan para petugas penjualan serta para distributor
j.         Tinjauan secara seksama terhadap harga-harga produk dan fluktuasinya
k.       Kajian secara mendalam terhadap berbagai kekuatan pasar mulai dari yang bersifat ekonomis, sosial, hingga yang berdimensi politis
l.         Sikap-sikap tokoh masyarakat yang merupakan para pencipta atau pemimpin pendapat umum
b)      DEFINISI TUJUAN
1.       Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2.       Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
3.       Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4.       Untuk memperkenalkan masyarakat kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru
5.       Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6.       Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
7.       Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8.       Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
9.       Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain.
10.Untuk menciptakan identitas perusahaan yang bar
11.   Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12.   Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
13.   Untuk memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
14.   Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui batapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Faktor-faktor yang Harus Diperhitungkan Dalam Menetapkan Skala Prioritas
1.    Keterbatasan sumber daya khususnya dana
2.    Sejauh mana pimpinan perusahaana atau organisasi yang bersangkutan menyadari arti penting humas dan seberapa baik ia menjalin hubungan dengan kalangan media massa
3.    Ketersediaan para manager di tingkat operasional untuk bekerjasama
4.    Kerjasama yang erat antara manager humas dan manager personalia untuk memperbaiki bobot para calon pegawai baru

c)       KHALAYAK
Penetapan Khalayak
Sebesar apapun suatu organisasi tidak mungkin menjangkau semua orang. Ia harus menentukan sebagian diantaranya yang sekiranya paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Dengan jenis dan jumlah khalayak yang lebih terbatas, suatu organisasi akan lebih efisien dalam mengarapnya, apalagi jika dikaitkan dengan kelangkaan sumber daya.

d)      MEDIA DAN TEKNIK-TEKNIK PUBLIC RELATIONS
a)       Pemilihan Media dan Teknik Humas
Contoh: para jurnalis untuk media, dan penyelenggaraan acara resepsi pers untuk tekniknya.
Bila kita membandingkan media humas dan media iklan, akan muncul lima hal menarik:
1)          Kampanye periklanan dan kampanye humas sama-sama bisa menggunakan berbagai macam media.
2)          Para praktisi humas berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV dan radio, sedangkan para praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan para manager iklan dari berbagai perusahaan, petugas iklan di media massa (radio, koran, televisi, majalah, dan sebagainya).
3)          Iklan sifatnya jauh lebih komersial dibandingkan dengan humas.
4)          Kampanye periklanan biasanya dilakukan terbatas pada media-media yang bisa diharapkan akan membuahkan hasil maksimal (misalnya lonjakan penjualan) dengan biaya serendah-rendahnya. Sedangkaan kampanye humas bersedia menggunakan media apa saja, asalkan bisa menjangkau sebanyak mungkin khalayak.
5)          Tidak seperti dunia periklanan, dunia kehumasan dapat menggunakan berbagai media khusus seperti jurnal-jurnal internal, buletin atau sekedar majalah dinding.
b)      Variasi Media Humas
1)       Media pers (press)
Media ini terdiri dari berbagai macam koran yang beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional, koran-koran gratis, majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
2)       Audio-visual
Media ini terdiri dari slide dan kaset video, film-film dokumenter.
3)       Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus.
4)       Televisi
Televisi sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional, termasuk pula sistem-sistem teletex.
5)       Pameran (exhibition)
6)       Bahan-bahan cetakan (printed material)
Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tertentu.
7)       Penerbitan buku khusus (sponsored books)
Isi buku ini bisa bermacam-macam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan produk-produknya atau bisa juga mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan produk atau organisasi itu sendiri.
8)       Surat langsung (direct mail)
Surat humas seperti ini tidak saja ditujukan kepada tokoh atau pribadi-pribadi tertentu saja, tetapi juga kepada berbagai macam lembaga yang sekiranya relevan, atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
9)       Pesan-pesan lisan (spoken words)
Penyampaian pesan humas juga bisa dilakukan melalui komunikasi langsung atau tatap muka.
10)   Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan humasnya melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, beasiswa universitas, sumbangan amal, dan sebagainya. Kegiatan penyediaan sponsor ini juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan suatu iklan atau mendukung usaha-usaha pemasaran.
11)   Jurnal organisasi (house jurnals)
Suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayaknya.
12)   Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity)
Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter organisasinya. Ciri khas organisasi atau identitas perusahaan ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan khalayak atas keberadaan dari organisasi yang bersangkutan.
13)   Bentuk-bentuk media humas lainnya
Misalnya banyak perusahaan sengaja menyisipkan pesan-pesan sosial pada kemasan produknya agar khalayak mengetahui bahwa mereka bukanlah binatang ekonomi yang semata-mata mengejar keuntungan.

c)          Media dan Anggaran

Para perencana media humas juga harus memperhitungkan media mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang telah dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada.
5.    ANGGARAN
Biaya-biaya Perencanaan
Humas merupakan kegiatan yang padat karya, sehingga pos pengeluaran terbesar dihabiskan untuk pemakaian jam kerja alias gaji personil. Pos pengeluaran lain yang cukup besar akan tercipta bila pelaksanaan kegiatan humas itu juga melibatkan pemakaian alat-alat canggih seperti kamera video, komputer, hingga mesin cetak modern. Adakalanya, pos-pos pengeluaran itu dialihkan ke anggaran yang lain misalnya saja ke anggaran dokumentasi.
6.    PENGUKURAN HASIL

Pengukuran Keberhasilan atau Kegagalan
        Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi sering juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan-kegiatan humas yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap (attitude test) merupakan dua metode yang paling lazim digunakan.
Unsur lain yang bisa digunakan sebagai metode tolak ukur adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti keberhasilan atas segenap kegiatan humas yang telah dilaksanakan oleh organisasi itu.
Contoh-contoh Lain Hasil Humas
Setelah kampanye atau program humas usai dilaksanakan, maka guna mengukur hasilnya kita bisa memanfaatkan keempat belas tujuan sebagai suatu tolak ukur atau bahan perbandingan.
Hal terakhir yang perlu ditegaskan di sini adalah setiap kegiatan humas harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan profesional. Sebelumnya, segala sesuatunya harus sudah direncanakan secara cermat, dengan mengacu pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Segala sesuatunya harus dibuat sepraktis mungkin agar mudah dipahami dan diterima (disetujui) oleh pihak manajemen.